Cara Tepat Memperkenalkan MPASI pada Bayi Prematur

Memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) adalah salah satu tahapan penting dalam tumbuh kembang bayi. Namun, bagi orangtua yang memiliki bayi prematur, proses memperkenalkan MPASI memerlukan perhatian ekstra. Bayi prematur, yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, memiliki kebutuhan khusus terkait perkembangan dan nutrisinya. Oleh karena itu, mulai MPASI bayi prematur harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan sesuai rekomendasi dokter.

Artikel ini akan membahas langkah-langkah, pertimbangan, dan tips dalam memperkenalkan MPASI pada bayi prematur agar kebutuhan gizi mereka terpenuhi secara optimal.

1. Kapan Waktu yang Tepat untuk Memulai MPASI pada Bayi Prematur?

Waktu ideal untuk mulai MPASI bayi prematur berbeda dengan bayi yang lahir cukup bulan. Umumnya, bayi cukup bulan memulai MPASI pada usia 6 bulan, tetapi pada bayi prematur, waktu ini dihitung berdasarkan usia koreksi, bukan usia kronologis.

a. Apa Itu Usia Koreksi?

Usia koreksi adalah usia bayi yang dihitung sejak hari perkiraan lahir (HPL), bukan dari tanggal kelahiran sebenarnya. Misalnya, jika bayi lahir 2 bulan lebih awal, maka usia koreksinya adalah usia kronologis dikurangi 2 bulan.

b. Kriteria Kesiapan Bayi Prematur untuk MPASI

Selain usia koreksi, beberapa tanda kesiapan bayi untuk MPASI adalah:

  • Bayi sudah bisa menegakkan kepala dan leher dengan stabil.
  • Refleks menjulurkan lidah berkurang atau hilang.
  • Bayi menunjukkan minat pada makanan, misalnya mencoba meraih makanan atau membuka mulut saat melihat orang makan.
  • Berat badan bayi telah mencapai dua kali lipat berat lahirnya.

Konsultasikan dengan dokter anak untuk memastikan bayi benar-benar siap memulai MPASI.

2. Persiapan Sebelum Memulai MPASI pada Bayi Prematur

a. Memahami Kebutuhan Nutrisi Bayi Prematur

Bayi prematur sering kali membutuhkan lebih banyak energi, protein, vitamin, dan mineral dibandingkan bayi cukup bulan. Nutrisi ini penting untuk mengejar pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Pastikan MPASI mengandung:

  • Karbohidrat sebagai sumber energi utama.
  • Protein untuk pertumbuhan otot dan jaringan.
  • Zat besi untuk mencegah anemia, yang sering terjadi pada bayi prematur.
  • Vitamin dan mineral, seperti kalsium dan fosfor, untuk pembentukan tulang.

b. Alat dan Perlengkapan

Gunakan alat yang steril dan aman, seperti sendok kecil, mangkuk bayi, dan blender untuk menghaluskan makanan. Pastikan peralatan dicuci bersih untuk mencegah infeksi.

c. Siapkan Jadwal Makan yang Konsisten

Bayi prematur membutuhkan rutinitas yang stabil. Tetapkan waktu makan yang konsisten agar bayi terbiasa dengan pola makan baru.

3. Jenis MPASI yang Cocok untuk Bayi Prematur

Saat mulai MPASI bayi prematur, penting untuk memilih makanan yang mudah dicerna dan kaya nutrisi. Berikut beberapa pilihan makanan pertama yang direkomendasikan:

a. Bubur Saring

Bubur saring dari beras merah atau putih adalah pilihan yang baik karena mudah dicerna dan kaya akan energi.

b. Puree Buah

Buah seperti pisang, alpukat, atau apel yang dihaluskan dapat menjadi sumber vitamin dan serat.

c. Sayuran Halus

Sayuran seperti wortel, labu, atau brokoli yang sudah dimasak dan dihaluskan memberikan vitamin dan mineral yang penting.

d. Sumber Protein

Bisa diberikan dalam bentuk tahu, daging ayam, ikan, atau telur yang sudah dimasak dengan baik dan dihaluskan.

Perkenalkan makanan satu per satu dan tunggu 3–5 hari sebelum memperkenalkan makanan baru untuk memantau adanya alergi.

4. Tips Memberikan MPASI pada Bayi Prematur

a. Mulai dengan Porsi Kecil

Berikan MPASI dalam jumlah kecil terlebih dahulu, sekitar 1–2 sendok teh, kemudian tingkatkan secara perlahan sesuai kebutuhan bayi.

b. Perhatikan Konsistensi Makanan

Pada awal MPASI, makanan harus bertekstur halus seperti puree agar mudah ditelan oleh bayi. Seiring waktu, konsistensi bisa ditingkatkan menjadi lebih kasar sesuai kemampuan bayi mengunyah.

c. Hindari Garam dan Gula

Pada tahap awal, MPASI tidak memerlukan tambahan garam atau gula. Bayi prematur memerlukan makanan alami tanpa tambahan yang bisa membebani fungsi ginjal mereka.

d. Pantau Respons Bayi

Perhatikan reaksi bayi setelah makan, seperti apakah mereka menunjukkan tanda kenyang, alergi, atau kesulitan menelan. Jika ada masalah, segera konsultasikan dengan dokter.

5. Tantangan dalam Memberikan MPASI pada Bayi Prematur

Bayi prematur mungkin menghadapi tantangan tertentu, seperti:

  • Kesulitan Menelan: Jika bayi menunjukkan tanda-tanda tersedak atau tidak mampu menelan dengan baik, konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter anak.
  • Picky Eating: Beberapa bayi prematur mungkin sulit menerima makanan baru. Tetaplah sabar dan coba berbagai variasi makanan.
  • Masalah Pencernaan: Bayi prematur lebih rentan terhadap sembelit atau diare. Pilih makanan yang kaya serat dan hindari makanan yang sulit dicerna.

6. Peran Orangtua dalam Mendukung Nutrisi Bayi Prematur

Sebagai orangtua, peran Anda sangat penting dalam memastikan bayi mendapatkan asupan nutrisi yang tepat. Pastikan untuk:

  • Melakukan konsultasi rutin dengan dokter untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.
  • Mencatat jenis makanan yang diberikan dan reaksi bayi terhadap makanan tersebut.
  • Memberikan dukungan emosional kepada bayi selama masa peralihan dari ASI ke MPASI.

Memulai MPASI pada bayi prematur membutuhkan perhatian khusus, baik dari segi waktu, jenis makanan, maupun pola pemberian. Pastikan untuk selalu menghitung usia koreksi bayi dan memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya. Mulai MPASI bayi prematur dengan porsi kecil, konsistensi yang tepat, dan pantau perkembangan mereka secara berkala.

Dengan perencanaan yang matang dan dukungan dari dokter anak, bayi prematur dapat tumbuh sehat dan optimal, mencapai potensi terbaiknya. Tetaplah sabar dan konsisten dalam memberikan nutrisi terbaik bagi buah hati Anda.

By admin